Rabu, 08 Februari 2012

Kisah Pendakian Everest 1997




Cerita Pendakian Everest oleh Tim Indonesia 1997 yangdikutip dari buku "The Climb" karangan AnatoliBoukreev yang juga sebagai pemimpin pada ekpedisitersebut. Memuat juga cerita dari sudut lain tentangtragedi Everest 1996. Diterjemahkan oleh Ade Bachtiaruntuk milis Pangrango.
KEMBALI KE MT. EVEREST
Boukreev kembali ke Nepal dan pada tanggal. 25september 1996 mendaki tanpa tabung zat asam Cho Oyu(8201m) dan pada 9.oktober mendaki Sisha Pangma(Puncak Utara, 8008m).Di musim gugur Boukreev mengunjungi kantor temannyaAng Tshering dari Asian Trekking di Kathmandu, laludia mengajukan satu Proyek ke Boukreev.Satu tim dari Indonesia tahun depan ingin mendaki Mt.Everest melalui Sudost grat (punggung Tenggara), jadijalur yang sama seperti tahun lalu bersama ScotFischer. Setelah dia pertimbangkan, maka Boukreevsanggup menjadi Kepala Pendakian.Terjemahan di bawah ini percakapan langsung dari suaraBoukreev dgn tape recorder,Tawaran ini sangat menarik bagiku, karena saya masihada "Niat" dan "Janji" untuk menguburkan Scot Fischerdan Yasuko Namba secara layak, yang gugur darimalapetaka ketika turun dari puncak Everest tahunlalu, ini sangat penting bagi saya. Saya tidak dapatmenghindari malapetaka itu walaupun saya telahberusaha sekuat tenaga menghindari korban sekecilmungkin.Dengan orang Indonesia saya melihat mereka percayadengan kemampuan saya, dan juga saya memerlukan uanguntuk hidup saya. Saya harap tim Indonesia ini bisamengakui saya sebagai Trainer dan Pemimpin dalam timpendakian ini. Saya juga mengakui, saya sangattersinggung dengan apa yang di tulis oleh media diamerika tentang malapetaka tahun lalu.Tanpa dukungan dari teman-teman di Eropa seperti RolfDujmovits dan Reinhold Messner, nama saya dimatamasyarakat amerika sangat buruk. Setelah saya bertemudengan organisator tim indonesia di Kathmandu, sayaterbang ke Jakarta untuk berbicara dengan JendralPrabowo, yang sebagai Kordinator Pendakian Nasional.Saya mengatakan secara terus terang kepadanya, bahwadengan keadaan seperti sekarang, keberhasilan mencapaipuncak Everest (perkiraan saya) sangat minim. Sayamengatakan ke dia, barangkali hanya 30%, dan itu jugaartinya hanya satu pendaki yang sampai ke puncak.Seterusnya saya terangkan kemungkinan jatuh korbanjuga 50%, 50%. Jadi dengan kemampuan pendaki Indonesiauntuk mendaki Everest menurut saya tidak memadai.Karena itu saya mengusulkan satu tahun penuh trainingmendaki gunung yang puncaknya tinggi secara perlahanberaklimitasi, dan usulan saya ditolak. Tradisi sayadalam olahraga selalu dengan memakai pikiran yangsehat, tidak memakai cara "Roulette Rusia".Kematian seorang anggota ekspedisi, selalu pukulanyang berat yang menghancurkan keberhasilan mencapaipuncak. Pada ketinggian lebih dari 8000m, keselamatanpendaki amatir juga menurun, termasuk juga orang yangfitness super. Saya tidak bisa menjamin keselamatanorang-orang yang berpengalaman sangat sedikit atautidak sama sekali di gunung-gunung tertinggi di duniaini.Orang Indonesia bisa membeli dan mempelajaripengalaman saya, nasehat saya, dan tugas saya sebagaipemimpin pendakian dan tim penyelamat. Kalau merekaingin ke puncak Everest, mereka harus menanggungsendiri kibat kesombongan mereka nanti, karena merekasangat tidak berpengalaman. Jendral Prabowo meyakinkansaya, bahwa orang-orang mereka sangat bermotivasi danmampu, mereka akan memberi jiwa mereka, untuk mencapaitujuan ini. Satu jawaban yang jujur dan juga membuatsaya terkejut.Saya merancang pekerjaan saya, agar pendaki Indonesiamendapat cukup kesempatan belajar dari pengalamansaya, tapi juga mereka harus belajar berdiri sendiri.Karena semua ini tergantung akhirnya dari kemampuanperorangan dan pertanggung jawaban sendiri saat diEverest ketika mau muncak nanti. Walaupun telahdipersiapkan semua sebelumnya, tetap saja berbahaya.Jendral Prabowo setuju, sebelum ekspedisi dimulai, timpendaki harus berlatih dan menguatkan kondisi tubuh.Saya tahu, bahwa kami membutuhkan para pelatih yangsangat menguasai dan berpengalaman dalam teknik danpengalaman di gunung yang tinggi, yang nanti akanbekerja sebagai penasehat ketika berlatih danaklimatisasi dan juga ketika muncak mereka jugabekerja sebagai tim penyelamat. Konsep dari timpenyelamat sangat penting bagi saya, karena itu sayatekankan dengan jelas. Saya juga tidak bersediamemberi garansi ke jendral Prabowo akan keberhasilanekspedisi ini.Saya juga tidak akan melanjuntukan ekspedisi ini,walaupun kami sudah dekat puncak, jika keselamatantidak mengizinkan. Jendral Prabowo juga harusmengerti, dengan keadaan para pendaki ketika maumuncak dan keadaan cuaca yang mungkin saja membatalkanrencana menyerbu ke puncak Everest. Semua itu sayayang menentukan. Dia juga harus mengerti, diketinggian 8000m juga tim penyelamat yang terbaikdiduniapun, tidak bisa memberi garansi 100%.Kalau hal yang tak diingini terjadi, saya bersediaberusaha menyelamatkan dengan resiko keselamatan saya.Itulah dasar perjanjian kami. Training program akankami mulai dengan tepat waktunya. Di ambang musimdingin ini direncanakan pelatihan aklimatisasi diketinggian 6000m dengan udara dingin dan angin. Kamiakan berlatih; disiplin, mental dan stamina di cuacayang berat, sesuai dengan tantangan di Everest nanti.Training program dimulai tanggal. 15 Desember 1996 diNepal.34 pendaki, orang sipil dengan beberapa pengalamangunung, dan anggota tentara yang tidak ada pengalamandi gunung tapi sangat fit dan sangat disiplin, merekaini semua sebagai anggota tim permulaan. Dari 34 orangini akan disaring dan diambil yang paling mampu untukpendakian nanti. Karakter penyaringan dilihat darikesehatan, stamina, kemampuan, dan mental. Diwaktu inipara calon pendaki belajar teknik tali menali dantangga menangga dan juga teknik dasar dari memanjat.Ditahun lalu, komunikasi adalah masalah kami yangbesar, dimana saya mengetahuinya setelah semuaterlambat. Bukan hanya perbedaan bahasa membikin orangfrustasi, juga tidak lengkapnya alat komunikasi.Sekarang ini, setiap anggota tim harus dilengkapidengan alat komunikasi. Saya usulkan dari "base camp"selalu ada kontak langsung dengan pusat komunikasi diKathmandu.Kecuali itu saya menuntut untuk mendapatkan laporancuaca dari setasiun meteorologi di lapangan terbangKathmandu setiap hari. Dari semua ini karena adabantuan militer, saya berterima kasih juga, karenakami juga dibantu oleh militer Nepal.Perwira Ekspedisi kami Monty Sorongan yang bagusberbahasa inggris berfungsi sebagai penghubung antaragunung dan pusat komunikasi di Kathmandu. Dan bahasadalam ekpedisi ini kami pergunakan bahasa Inggris.Semua ini untuk menghindari kesalahpahaman.Untuk ekspedisi ini saya berhasil mendapatkan 2 orangAlpinist rusia yang sangat terkenal untuk bekerja samadengan kami: Vladimir Bashkirov dan Dr. EvgeniVinogradski.Bashkirov yang berumur 45 tahun, berpengalaman selama15 tahun sebagai pemandu ekpedisi di daerah yangsulit, dan mengenal jalur di Pamir dan Kaukasus, danberhasil mendaki 6 gunung diatas 8000m, dua antaranyaMt.Everest , suatu keuntungan di mau berkerja samadengan kami. Lain dengan saya, dia pendiam dan sukaberdiplomasi dan juga pintar berbahasa inggris. Diaorangnya supel untuk berkomunikasi, juga menguntungkanuntuk tim ekspedisi. Di Rusia dia terkenal sebagaikameraman petualangan dan produser film, nanti jugadia akan membikin film untuk ekpedisi Indonesia ini.Dr. Evgeni Vinogradski, umurnya 50 tahun, 7 kali juaramanjat di Rusia dan 25 tahun berpengalaman sebagaipelatih pada pendakian gunung yang tinggi dan dokterolahraga, yang akan melengkapi staf penasehat diekpedisi ini. Evgeni dan saya di tahun 1989bersama-sama telah melintasi Kanchenjunga, diatermasuk teman baik saya.Untuk saya dia adalah "Garuda Tua", yang telah mendakilebih dari 20 gunung yang berketinggian 7000m, dan 8gunung yang berkentinggian lebih dari 8000m, termasuk2 pendakian Everest, salah satu dari itu dia telahbekerja sebagai pimpinan pendakian.Ang Tshering dari Asian Trekking di Kathmanduberfungsi bagian logistik dan juga untuk mencariSherpa yang bakal bekerja dgn ekpedisi kami. Kamiharus bersyukur, karena kami mendapatkan Sherpa Apavon Thami, 37th, 7x menaklukkan Everest, sebagaiSirdar (pemimpin Sherpa) dan First Climber Sherpa(Sherpa yang ikut muncak) untuk bekerja dengan kami.Sherpa berada dibawah komando Ang Tshering dan stafIndonesia. Pekerjaan mereka seperti biasa di basecampdan juga mereka harus memasang tali pengaman di jalurdiatas Breaking Ice (Eisbruch), menyiapkan highcampdan logistik dan ikut menyertai dihari penyerbuan kepuncak, mereka harus mengirim tabung zat asam untuktim yang muncak.Pada tanggal. 6 Desember saya terbang dari Jakarta keAmerika, karena saya punya janji dengan dokter, untukmemerikasa muka dan mata saya, akibat dari kecelakaannaik Bus di bulan Oktober.Bashkirov dan Vinogradski memimpin Training di PaldorPeak, Ganesh Himal, dimulai pada tanggal. 15 Desember.34 orang pendaki, dimana separuh dari mereka tidakmempunyai pengalaman High Alpin, berusaha mencapaipuncak Paldor (5900m). 17 orang berhasil muncak.Mereka bertahan 21 hari perlahan ber aklimatisasidengan cuaca musim dingin.Di bulan Januari dan Februari 34 pendaki melakukanTraining yang ke dua di Island Peak(6189m). 16 pendakiyang berhasil adalah pendaki yang telah berhasil jugadi Paldorsebelumnya. Mereka berada disana selama 20 haridibawah suhu minus 40 derajat Celcius dan topan musimdingin yang kencang. Dan 3 hari, 3 malam di ketinggian6000m dengan keadaan cuaca yang sangat berat merekaharus setiap hari mendaki dan turun dengan bedaketinggian 1000m, harus dicapai waktu kurang dari 5jam.Training ini sangat optimal. Saya sendirimenggelengkan kepala: Paldor, Island Peak, Everest.Sebagai Training program bukan untuk sembaranganorang.Kembali di Kathmandu, Bashkirov dan Vinogradskimembikin satu laporan untuk Kolonel Edi. Di laporanitu diterangkan untuk ke 16 orang itu tentangkecepatan, penyesuaian di ketinggian, kesehatan dankemauan dari ke 16 orang ini. Pendaki dari Kopasus,walaupun mereka tidak berpengalaman, tapi sangatberambisi dan disiplin dan memperlihatkan di situasiyang sulit lebih bermotivasi.Di penyaringan terakhir tinggal 10 Kopasus dan 6 orangsipil. Kami menganjurkan hanya satu pendakian, yaitudari bagian selatan, tapi telah ditolak olehIndonesia. Indonesia telah mendapatkan seorang:Richard Pavlowski untuk memimpin satu tim indonesiayang mendaki dari arah Utara.Dan akhirnya kami mengambil 10 orang pendaki ke BaseCamp di bagian Selatan, dan 6 orang pendaki ikutRichard dan pergi ke Tibet.Setelah Island Peak, istirahat selama 26 hari. Kamiharus sebagai tim pertama di musim ini yang mendakidan melalui Khumbu. Karena saya ingin, kami sebagaitim yang pertama berada di gunung dan terus mendaki kepuncak, karena saya ingin diwaktu muncak, tidakterjadi persaingan dengan tim yang lainnya.Helikopter Rusia membawa kami pada tanggal. 12 Maretdari kota Kathmandu yang kotor berpolusi ke Lukla(2850m). 10 pendaki, 3 alpinist trainer Rusia dan 16Sherpa ikut didalam Helikopter.Kami ingin ke Base Camp dan terus menyerbu puncakEverest. Satu cita-cita yang sangat berambisi. Luklaadalah salah satu daerah yang saya selalu merasakankembali perasaan bebas merdeka.Saya mencintai gunung. Disinilah rumah saya. Oranghanya bisa mengerti dengan perasaan saya, kalau sudahpernah dipagi hari dengan Helikopter diatas pegununganini, dan turun disana ditempat yang sunyi dan damaiditengah satu daerah pegunungan yang tak ada duanya didunia ini dengan puncaknya yang megah menantang denganpunggungannya seperti tulang tengkorak yang tajam danterlihat diselubungi udara yang bersih bagaikankristal.Dari "Kemuliaan dan keluhuran ini, saya merasakanbetapa sedikitnya dan kecilnya diri saya dibandingkandengan apa yang saya alami disini".Seperti biasanya setelah kedatangan saya, dan sayamerasakan setiap pagi, bahwa saya datang di kampunghalaman, yang karena itu saya dilahirkan. Ditahun iniada 17 tim ekspedisi yang lainnya di Base Camp. Sayaberusaha memisahkan tim kami dari tim lainnya, untukmenghindari hal-hal yang saya tidak ingini.Sementara sedang didiskusikan, Sherpa dari tim yangakan memasang tali pengaman dia Breaking Ice(Eisbruch), karena tali pengaman ini juga nantiakhirnya digunakan oleh tim-tim lainnya ketikamelewati Breaking Ice. Biasanya hal ini dikerjakanoleh Sherpa dari satu ekspedisi atau bersama-sama daribeberapa ekspedisi dalam memasang Tali pengaman dantangga-tangga. Dan upah mereka untuk mengerjakan ini,malah diambil oleh organisasi ekspedisi, diatas disinimasih juga di praktekkan sistem Kolonial.Banyak tim yang akan melaluinya, jadi sedangdipikirkan, kalau tim yang tadinya tidak mengirimSherpanya dalam memasang tali pengaman dan tangga,kalau lewat harus bayar. Dan ditahun ini telahterbentuk juga sementara perkumpulan "Pangboche SherpaCooperative" yang memperjuangkan menerima uang bayaranitu, lumayan banyak untuk mereka dari 10 sampai 20ribu Dollar. Sherpa dari tim Henry Todd dan Mal Duffyang mengerjakan tali pengamanan dan tangga dengancepat, yang nantinya juga akan kami gunakan.Mulai dari sekarang, seluruh jalur untuk muncak sudahdiamankan. Dan seluruh ekspedisi akan menggunakanjalur ini, dan membayar ke perkumpulan "PangbocheSherpa Cooperative"Waktunya nanti akan datang, dimana orang Nepal nanti100% berkuasa memasarkan gunung ini, seperti orangAmerika dengan McKinley, tentu saja akan datang protesdari pihak-pihak tertentu yang sekarang saja membayarSherpa yang bekerja paling berat, sangat murah dandibawah tarif.Tim kami sampai di Base Camp tanggal 19 Maret. Karenatim kami telah melakukan Training, kami tidak perluber aklimatisasi lagi di ketinggian sebegini. Didepankami terletak Breaking Ice (Eisbruch), mental sangatpenting dalam pendakian Everest, karena balok-balok Esdi Breaking Ice yang seperti raksasa besar, tinggidengan jurang gletser yang menganga pecah berantakantak beraturan dan setiap saat bentuk dan posisinyaselalu berubah, karena gerakan dari gletser yang turunkebawah.Jadi ketika kami melalui daerah ini, keberanian kamiakan diuji, setiap langkah harus di perhitungkan,kalau tidak terperosok masuk jurang es menuju Nirwana.Kami memanjat berjam-jam melalui jurang es gletseryang terbuka dan tidak tahu berapa dalamnya, denganmenggunakan tangga yang di ikat-ikat dandisambung-sambung, mendaki terus melalui balok es yangbergerak setinggi rumah yang bertingkat-tingkat.Tanggal 22 Maret kami mendaki dengan seluruh anggotatim ke Camp 1 untuk beraklimatisasi. Semua anggotamenunjukan keadaan yang menggembirakan, hanyamemperlihatkan sedikit ketidak biasaan, tapi dalampendakian kedua kalinya mereka telah menunjukkanrutinitas dan lincah. Setelah ini selesai, datangberikutnya, naik lagi, istirahat beraklimatisasi.Setelah 2 hari istirahat di Base Camp, pada tanggal 26Maret kami naik lagi ke Camp 1 (6000m) dan bermalamdisana, dan pada tanggal 27 Maret langsung naik keCamp 2 (6500m).Disitu kami bermalam 2 malam dan mendaki sampaiketinggian 6800m. Dan tanggal. 29 Maret kami turunlagi ke Base camp dimana kami 3 hari beristirahat.Ditahun ini semua anggota tim dan staf semua sehatwalafiat.Aklimatisasi kami yang ke 3, mulai tanggal. 1 April.Kami mendaki langsung dalam waktu 8 jam ke Camp 2, danbermalam disana 2 malam.Tanggal. 4 April kami mendaki sampai ke ketinggian7000m, dan kembali lagi ke Camp 2 dimana kamiberistirahat esoknya.Tanggal. 6 April kami menerjang langsung sampai keCamp 3 (7300m). Sebelumnya Sherpa kami telah memasangtali pengaman yang menuju ke Camp 3.Tanggal. 7 April kami beristirahat di Camp 3.Sekarang ada masalah yang timbul dari strukturorganisasi kami ini. Sherpa tidak berada dibawahkomando saya. Tugas mereka hanya menolong di pekerjaantertentu saja. Contohnya, masang tali, membangun Campdan transport Logistik. Pekerjaan yang harusdikerjakan sebenarnya banyak, karena kami yang pertamadi depan di jalur ini, dan tidak ada pertolongan dariSherpa, mereka semua di belakang.Pertolongan Sherpa tidak bisa mengimbangi kami timpendaki yang selalu bergerak menuju ketempat yanglebih tinggi. Apa (pemimpin Sherpa) juga sedih melihatorang-orang dia yang tidak cukup memadai karena kurangkemampuan dan pengalaman, yang bisa mengakibatkantersendatnya pendakian ini.Saya berencana dengan tim pendaki sambil melatihaklimatisasi aktif bermalam di saddel selatan (7900m)dan sampai di ketinggian 8200m mendaki. Dan juga sayaakan merencanakan di ketinggian 8500m membuka HighCampdarurat disini. Untuk berjaga-jaga kalau turun nanti,kalau terjadi perubahan cuaca, dan juga biasanyadisebabkan turun yang lambat, karena itu juga waktunyajuga jadi terlambat, sehingga datang topan es dll.Karena Sherpa berontak dan menolak mengerjakan ini,maka rencana saya ini batal.Sebagai kompromi saya membantu Apa memasang talipengaman dari Camp 3 ke Yellow Band (Gelbend Band,lereng yang berwarna kuning) di ketinggian 7500m.Tanggal 8 April kami mendaki dengan 8 pendaki sampaidi lereng kuning, dan turun kembali ke Camp 3. Kamibermalam disini dan 9 April kami turun sampai ke Basecamp.Sebenarnya terlihat sekarang perbedaan kondisi danprestasi dari setiap pendaki, dimana ketinggian danberatnya lapangan yang menyeleksi mereka sendirisecara alami. Dimana pendaki dari orang sipil motivasimereka kurang dan tidak begitu berkonsentrasi dengantujuan mereka dibandingkan dengan anggota Kopassus,dimana 3 dari anggota Kopassus ini walaupun dengankekurangan mereka dengan pengalaman, sebagai calonyang terkuat untuk menyerbu puncak nanti.Mereka ini bergerak dengan enteng dan tahan denganketinggian tanpa masalah. Dan ambisi mereka untuksampai ke puncak tidak pernah padam. Diwaktu kamiturun, saya melihat prestasi yang mengendor dari parapendaki, kecuali 3 orang Kopassus ini, melaksanakanturun gunung dari Camp 3 sampai ke Base camp tanpakesulitan. Ketiga orang ini; Sersan Misirin 31th,Prajurit Asmujiono 25 th, Letnan Iwan Setiawan 29th.Untuk menyerbu ke puncak nanti, saya akan membagimenjadi 3 grup, grup saya, Bashkirov, Vinogradskidengan setiap grup 1 orang pendaki Kopassus dan 1Sherpa, dan juga Sherpa yang lainnya yang kuat dansehat harus mendukung penyerbuan ini juga.Pada tanggal. 9 April kami kembali ke Base Camp,dimana saya yakin sebelum penyerbuan ke puncak,istirahat di daerah yang rendah, sangat positiv bagitim pendaki, karena itu saya suruh anggota tim untukturun beristirahat selama satu minggu di perkampunganhutan Deboche (3770m).Tidak ada yang lebih baik untuk tubuh dan jiwa manusiaberistirahat di hutan yang lebat hijau dan kaya zatasam. Disini kami bisa menghindari dari kegiatan rutinyang selalu kami lihat di Base camp, sebab setelah 3minggu latihan berat di atas es dan daerah yangmenjemukan, maka tubuh dan jiwa tentu menjerit inginrilek.Perwira penghubung militer kami Kapten Rochadi sayatekankan bahwa kami membutuhkan di Camp 5 dua tenda,sepuluh botol zat asam, sleeping bag dan alas tidur.Saya harap dia dalam 7 hari selama kami tidak adadengan Apa dan Sherpanya mentransport itu semua.Pada tanggal 21 April tim datang ke Base Camp dariDeboche, dimana kami melakukan upacara dan berdoa.Orang Indonesia selalu ingat dengan Tuhan, miripdengan para Sherpa yang setiap pagi memberi kurbanuntuk gunung. Saya respek dengan kepercayaan mereka.Wajah-wajah dari pendaki dan seluruh anggota tim,ketika upacara dan berdoa sangat serius dan sangatberkonsentrasi. Dan sisa hari ini, para anggotamenyiapkan diri untuk persiapan pendakian. Selamamenunggu hari pendakian semua menunggu tegang, padadiri saya terasa ketenangan bermeditasi, tapi jugakegembiraan atas datangnya pendakian.Saya tahu bahwa Camp 5 belum berdiri. Apa meyakinkansaya, ketika hari muncak, Camp itu akan selesai. Sayajuga memohon dengan tim Rusia yang kebetulanberaklimatisasi di Camp 3, agar mereka menolong kamijika terjadi yang tak diingini. Dan di Camp 2 juga adaSherpa dan tim lainnya yang akan menolong kami, jikakeadaan berbahaya. Bashkirov, Vinogradski, Apa dansaya ketika muncak dilengkapi dengan alat komunikasi.Satu atau dua dari kami akan selalu menemani pendaki.Di Sadel Selatan dua Sherpa berjaga dengan alatkomunikasi, kami juga ada hubungan komunikasi dengantim Rusia di Camp 3, dengan orang kami di Camp 2 danjuga dengan Base Camp.Kabar cuaca dari Kathmandu menggembirakan. Gangguancuaca yang sebentar baru saja berlalu, dan 5 harikedepan tampaknya aman untuk kami. Aman adalahrelatif. Diatas ketinggian 8000m dengan cuaca yangbagus, jangan disangka tidak ada tantangan.Pada tanggal 22 April tengah malam 3 orang Rusia dan 6orang Indonesia dibawah sinar bulan berangkat dariBase Camp yang aman mendaki untuk muncak. Kami mendakicepat sampai di Camp 2. Tim pendaki Indonesia jugacepat mendaki hanya membutuhkan waktu 6 jam sampai diCamp 2 tanpa masalah.Tanggal 23 April kami beristirahat di Camp 2.Tanggal 24 April sebagian dari pendaki dan Sherpatinggal di Camp 2, Bashkirov, Vinogradski dan sayabersama Misin, Asmujiono dan Iwan mendaki ke Camp 3,tim kami kelihatan dapat berdiri sendiri dan stabil,kami juga kadang-kadang bercanda.Pada tanggal 24 April ini, angin kencang di SadelSelatan, tapi dari Kathmandu melalui Kapten Rochadimengatakan angin kencang itu tidak begitu serius,diperkirakan dalam 2 hari angin kencang itu akan reda.Saya memutuskan semua anggota tim pendaki tetap diCamp 3, dan Sherpa semua turun ke Camp 2 untuk mencariApa yang telah berjanji untuk membereskan CampDarurat, tapi sekarang belum beres juga.Pada tanggal 24 April ini kami beristirahat, dantanggal 25 April tim kami mencapai Sadel Selatanantara jam 15.00 dan jam 17.00. Pendaki Indonesiatelah melalui jalur ini tanpa tabung zat asam tambahandan tanpa masalah. Keadaan mereka sangat bagus, kerjasama mereka berfungsi, dan bermotivasi tinggi.Jalur terakhir menuju puncak, setiap pendaki Indonesiaharus membawa 2 tabung zat asam, dengan teratur 2liter per menit menggunakannya. Dan Sherpa yang jugamenggunakan tabung zat asam, harus membawa 3 tabungzat asam ekstra untuk setiap orang tim pendaki.Karena kami ekspedisi yang pertama tahun ini, kamitahu melewati jalur ini membutuhkan banyak tenaga,karena salju sampai setinggi paha sebab sudah lamatidak dilewati orang, dan juga di ketinggian 8100sampai 8600m salju masih saja setinggi dengkul. Danjuga kami harus memasang tali pengaman sendiri.Untuk pendakian kali ini saya menggunakan tabung zatasam, sebab setelah terjadi kecelakaan dengan Bus,saya tidak mengetahui daya tahan badan saya. Jadiuntuk menjaga keselamatan saya dan keselamatan orangyang saya jaga ini, saya harus menggunakan tabung zatasam.Dan juga banyak perubahan keadaan di jalur yang akankami lalui, ketika kami sampai di Sadel Selatan.Seluruh jalur yang akan kami lalui, masih penuh dengansalju yang tingginya setengah meter sampai satu meter.Dan juga Sherpa yang masih fit hanya 8 orang. CampDarurat masih harus dibangun. Saya tidak bisa memaksaSherpa yang dengan beban berat di punggungnya, untukcepat mendaki keatas membangun Camp Darurat itu. Kalausaya tetap menuntut mereka melakukan itu, dengan iklimdiatas seperti ini, berarti saya ini orang yang sangatkejam.Jadi kami punya 8 Sherpa, sekarang hanya Apa dan Dawayang akan ikut naik sampai ke puncak, bersamaan denganitu Sherpa yang lainnya nanti harus membawa logistikke Camp Darurat (8500m). Apa kembali berjanji dengansaya, "Bereslah itu semua, jangan khawatirlah".Bashkirov, Vinogradski dan saya mengetahui bahwatabung zat asam hanya pas-pas-an, yang berarti nantidalam keadaan darurat, kami harus tanpa tabung zatasam dalam pendakian. Satu tabung zat asam cukup untuk6 jam kalau orang menyetel 2 L /menit, tapi jarang disetel segitu.Kalau kami setel 1L /menit, maka persediaan akan duakali lipat. Peralatan yang akan diangkut keatas jugabanyak, didepan kami sedang menunggu kerja yang beratsekali.Tanggal. 26 April ditengah malam kami mulai mendakikeatas dari Sadel Selatan. Saya menggunakan tabung zatasam 1 L /menit, saya selalu paling depan, jalanperlahan dan sulit.Vinogradski dan Bashkirov menghemat tenaga mereka danmengikuti di belakang bersama-sama dengan Kopassus.Diketinggian 8300m kami merasakan, kecepatan kamiseperti ditahun yang lalu. Saya di depan dan Apadibelakang saya. Tapi tim sedikit lambat.Saya mendaki terus melalui ketinggian 8600m. Setelah 9jam melalui salju setinggi paha, saya mencapai dengansusah payah Puncak Selatan. Dibawah saya, Apamengamankan jalan yang terjal di ketinggian antara8600m sampai 8700m hampir mencapai Puncak Selatan.Jam 11.00 seluruh tim mencapai Puncak Selatan.Kami mengadakan evaluasi, dan Apa menganjurkan, sayaterus mendaki sampai puncak dan melihat keadaan. Okay,kata saya dan ketika saya menanyakan tali ke dia, diamenjawab, bahwa kami tidak mempunyai tali lagi. Sayakecewa dengan Apa, masak di ketinggian segini sayaharus mencari tali bekas yang tertimbun dibawah salju,dan nantinya akan saya sambung-sambung sebagai talipengaman untuk tim ini, sebanyak itu tenaga saya jugatidak.Dan Apa mengaku, dia menggunakan tali terakhir yangpanjangnya 100m, untuk mengamankan jalur yangsebenarnya tidak perlu di amankan, saya sulit mengertidengan tindakan dia ini.Disini salju sangat tebal, jadi tempat bahaya mengangayang tidak terlihat, jadi bahaya sekali.Apa menawarkandiri, untuk turun dan mengambil tali. Tapi sekarangfaktor waktu yang harus dipikirkan. Waktu berjalanterus, kami harus terus mendaki atau turun.Apa yang merasa bersalah, karena kelalaian dia, yangbisa mengakibatkan ekspedisi ini gagal, inginmembetulkan kesalahannya kembali. Dia pergi kedepandan mengamankan jalur kami dengan sisa tali yangterachir panjangnya 40m dan tali tua, bekas taliekspedisi-ekspedisi sebelumnya dahulu.Selama itu kami istirahat, saya merasakan tenaga sayadatang kembali.Ketika Dawa menyusul kami, kami mendapat berita, bahwadi ketinggian 8500m sudah berdiri satu Kemah danpersediaan tabung zat asam untuk kami. Apa telahmemasang tali pengaman yang terpisah-pisah sampaidiatas akhir Hillary Step. Yeah! tim kami semua fit.Jam waktu 12:30 ketika Apa meliwati Hillary Step.Cuaca top. Camp Darurat beres. Bashkirov, Vinogradskidan saya memutuskan walaupun kami sangat terlambat,yang kami perkirakan sekitar jam 15:00 sampai dipuncak.Serbuuuuuuuuuuuuuuuu.............................!Misirin berjalan maju pelan tanpa pertolongan.Asmujiono bergerak mantap, tapi seperti orang yangsedang bermeditasi. Juga Iwan berjalan pelan, dari diabisa dilihat kemampuan koordinasinya berkurang, tapimentalnya masih kuat.Misirin menunjukkan dari semuanya yang paling mantap,karena itu kami memberikan dia kesempatan untuk orangyang pertama mencapai puncak. Tekad dari orang tigaini tidak terpecahkan, kesempatan mencapai puncak,tidak mau mereka sia-siakan.Terpikir diotak saya, biar satu orang saja yangmuncak, yang lainnya turun. Ah...! nanti saja sayapikirkan, kalau kami sudah melalui Hillary Step. Dantiba-tiba saya merasakan Asmujiono konsentrasinyamulai berkurang, dan saya katakan kepada Dr.Vinogradski untuk mengamati Asmujiono. Bashkirov danMisirin jalan paling depan, setelah itu Iwan dan saya,Asmujiono dan Dr. Vinogradski terakhir dibelakang.Punggungan gunung hari ini tampaknya lain daribiasanya, lebih terjal dengan salju yang tebal sekali.Iwan bisa maju dengan perlahan. Dan disatu tempatbadannya oleng, disaat yang kritis berhasil selamatdengan tali pengaman. Ketika saya sedangmemperlihatkan kepadanya bagaimana cara orangmenggunakan Linggis Es (Eis Pickels) di punggunggunung secara benar, disini jelas sekali terlihat,saya berhadapan dengan orang yang pertama kali dalamhidupnya, yang melihat salju baru sejak 4 bulan yanglalu. Sebenarnya melalui jalur punggung gunung ini,dengan hanya menggunakan tali pengaman, sudah cukup,hal ini sudah saya perhitungkan sebelumnya, jadi tidakperlu menggunakan Linggis Es. Tapi sekarang saya harusmengajarkan menggunakan itu ke anak muda yang sabardan bertekad bulat ini. Saya bertanya kembali kedirisaya sendiri " Apa artinya semua ini, bagi orangIndonesia?". Sebagai seorang olahragawan, saya tidakakan mempertaruhkan nyawa, hanya sekedar untuk sampaike puncak, tapi serdadu ini, yang prinsipnya lain dariyang lain, mempertaruhkan nyawa mereka untukkeberhasilan ekspedisi ini.Setelah Iwan berjuang melalui punggungan gunung,dimana di situasi ini saya harus terus mengamati, kamimendaki terus perlahan dan saya sampai di kaki HillaryStep. Disini saya ketemu satu jenazah ( Jenazah BruceHarrods, yang hilang pada th.1996, anggotaJohannesburg Sunday Times Expedition Afrika Selatan).Dia tergeletak dengan tubuhnya di lilit tali disana,Besi cengkram sepatu es nya (Crampon) di keadaanposisi mau naik, dan mukanya sudah tidak dikenal lagi.Cuaca disini memang berat, saya mengenali dia hanyadari jaket biru bulu angsa yang dipakainya. Saya dansemua di tim kami sangat menyesal tidak bisa berbuatbanyak dengan jenazah ini, karena keadaan yang tidakmemungkinkan, respek kami besar dalam hal ini. Danjuga tugas pokok saya sebenarnya, menjaga lampukehidupan orang Indonesia yang sudah mulaiberkerlap-kerlip ini, dan juga situasi kami juga laindari tidak berbahaya.Saya sampai di ujung Hillary Step, selagi Iwan danAsmujiono dibelakang saya melewati punggung gunung.Disitu saya berdiskusi dengan Bashkirov, dimana kamiharus memutuskan apakah hanya Misirin sendiri yangterus mendaki sampai di puncak, dan yang lainnyaturun. Apa dan Dawa sudah terus mendaki didepan menujupuncak., Asmujiono sedang berusaha melewati HillaryStep, Vinogradski nampak di belakang. Dia berusahameyakinkan Iwan untuk turun, tapi dia tidak mau, bisadilihat bagaimana Iwan berjuang pantang mundur terusmendaki keatas melalui Hillary Step. Tidak satupundari orang Indonesia ini bersedia untuk menyerah.Saya merasa khawatir dengan persediaan tenaga mereka,karena saya memikirkan mereka untuk turun nanti,karena nanti mereka juga memerlukan tenaga merekasendiri. Walaupun hanya sampai ke puncak tinggal lebihdari 100m, demi keselamatan, saya bilang ke Iwan danAsmujiono dan menasehatkan mereka untuk berbalik, danturun. Mereka menolak mentah-mentah!Sebab itu kami semua terus saja naik menuju puncak.Saya menyusul kedepan sampai 30m dari puncak, disanasaya menemui Apa dan Darwa dan membicarakan soalkeadaan Iwan dan Asmujiono, yang sudah berjalanseperti Robot, tapi konsentrasi penuh kearah puncak.Saya ingin mereka turun, selagi mereka masih kuat dansanggup. Mungkin sekali kami nanti menggunakan Campyang di ketinggian 8500m. Saya ingin secepat mungkinturun dari puncak, karena sekarang sudah pukul 15:00jadi sudah sangat kemalaman. Cuaca masih stabil, tapisudah mulai kelihatan awan putih halus mengambang disisi Selatan. Karena saya lihat pendaki Indonesiasetiap satu langkah satu menit istirahat, pasti merekamasih memerlukan waktu setengah jam sampai puncak.Ketika saya sampai di puncak yang disusul Misirin danBashkirov dengan jarak 30 m dibelakang saya, sayamelihat Misirin jatuh diatas salju. Dan tiba-tibamuncul Asmujiono dan melewati Misirin yang masihtergeletak diatas salju. Dengan pandangan matanya yangselalu tertancap ke puncak Everest, dia berlari kecilseperti dibawah sadar dan gaya "Slow Motion" menujutiang berkaki tiga yang penuh dengan bendera yangtanda sebagai puncak Everest itu, dan dia langsungmemeluknya. Dia menyingkirkan semua apa yang adakepalanya, dan langsung memakai Baret Merah keataskepalanya, dia terus mengambil bendera dan mengibarkanSang Saka Merah Putih di puncak Everest. Ketakjubansaya seperti ini, tidak pernah saya alami.Karena tekad laki-laki ini, membuahkan kebanggaanuntuk Bangsanya.Cukup sekarang!, sekarang juga turun semua. Sayaperiksa kondisi saya. I feel good dan masih ada tenagasimpanan. Juga Bashkirov dan Vinogradski masih kuatdan "Brain" mereka masih berfungsi normal. Kami masihbisa berpikir untuk mengontrol ini semua, sedang orangIndonesia lebih banyak dari spontanitas dari kebiasaanyang mereka lakukan, yang dalam hal-hal yang tertentubisa membahayakan mereka.Saya membikin foto Asmujiono. Sekarang sudah jam 15:30sudah sangat terlambat (kemalaman). Bashkirov sampaidi puncak. Apa yang kembali lagi ke puncak, langsungsaya perintahkan untuk membangun tenda di Camp 5. Kamitinggal di puncak tidak lebih dari 10 menit.Vinogradski hanya beberapa meter dari tiang tiga kaki,ketika saya memerintahkan semuanya untuk turun.Vinogradski balik dan pergi mencari Iwan, yang berada80m dari puncak. Dan saya pergi ke Misirin yang berada30m dari puncak, tergeletak diatas salju, dan sayaberjongkok disamping dia, dan mengatakan ke dia, kamitelah sampai di puncak. Saya keheranan, ketikatiba-tiba dia berdiri dan berjalan untuk turun.Seratus meter dibawah puncak diwaktu turun, kamibertemu dengan Vinogradski dan Iwan. Memang berat hatisaya memerintahkan laki-laki ini yang tinggal beberapameter dari puncak untuk segera turun, tapi saya tetapkeras demi keselamatan diri mereka sendiri, karenasetiap menit sangat berharga. Kalau kami tidakberhasil turun dibawah sinar matahari, rencana yangtelah disusun akan berantakan.Kami sampai di Puncak Selatan pada jam 17:00, setelahkami bersusah payah dengan mempergunakan tali-talibekas dan tua menyelusuri jalan turun, yang telah dipasang Apa yang di putus-putus untuk melewatipunggungan gunung. Saya turun yang paling akhir, Dawasudah menunggu di Puncak Selatan. Ketika turun dariPuncak Selatan Misirin terjatuh ber-kali-kali tapi diaberdiri kembali dan terus turun. Iwan, yang memakaitabung zat asam dari Vinogradski, tiba-tiba terlepasdari tali penyelamatnya dan menyerosot kebawah. KalauVinogradski tidak memegang dia dan mengikatkannyakembali di tali pengaman, jurang yang beratus meterdalamnya menganga menanti dia. Asmujiono yang bergeraklincah turun sama-sama dengan Sherpa. Saya memimpingrup ini dan berjalan di depan dengan menyalakan lampusenter dikepala saya yang saya arahkan ke jalur jalankami.Jam 19:30 semua Kopassus dan saya sampai di Camp 5.Bashkirov dan Vinogradski sampai satu jam lebihlambat. Sekarang hanya Kopassus yang memakai tabungzat asam. Saya melepaskan besi cengkram sepatu merekaagar mereka bisa masuk dan tidak merusak kemah, kemahyang kelihatan seperti biwak, karena tiangnya kamipendekkan. Kami disini mempunyai peralatan masak dandua tabung zat asam yang penuh. Camp darurat sepertiini tentu tidak begitu nyaman, tapi cukup untukmelindungi kami berenam dari suhu yang sangat dingindi luar. Untungnya sekarang angin tidak ada. Dimalamini Everest kelihatannya sangat damai dengan kami.Saya mengizinkan Apa dan Dawa pergi turun. Besok sayamau berkomunikasi kebawah.Sekarang mulai apa yang Bashkirov bilang secaraDiplomatis " Drama di Malam Hari",Vinogradski sepanjang malam selalu memasak air, danselama itu juga saya dan Bashkirov bergantianmenggilir zat asam untuk orang indonesia yang sudahkelelahan ini, bergantian menggilir zat asam untukmereka, karena kami harus menghemat zat asam untukmereka, supaya cukup malam ini. Kalau seorang darimereka agak kelamaan menunggu pembagiannya, makamulailah dia menjerit-jerit dan berdoa-doa. Kamibertiga bekerja sekuat tenaga hampir tanpa mengeluarkasepatah katapun malam itu.Mentari Pagi datang, tanpa angin, dengan warna yangberwarna-warni indah sekali. Ketika kami keluar darikemah, tampaklah panorama dari Lhotse, Makalu danKanchenjunga dari arah timur dan selatan, sedangkanpuncak Everest sedang mencair oleh silaunya mataharipagi. Sekarang kami tinggal turun dari pendakian,keberhasilan mencapai puncak, benar-benar berhasilkalau semua selamat sampai di Base Camp.Kami masak air yang terakhir, dan semua mendapatbagian minum air panas. Mental dari Kopassus telahpulih kembali, mereka selamat dari bahaya kebekuan.Zat asam telah habis, tapi karena kami sangat bagusberaklimatisasi dan tadi malam mereka tidur memakaitabung zat asam, sekarang kelihatan hasilnya yangpositip. Ketiga orang itu bergerak pelan, tapipokoknya mereka bergerak. Saya rasa , Apa dan Sherpalainnya yang berada di Sadel Selatan pasti akanmenyongsong dan menyambut kami. Pagi ini duniamenunjukkan sinarnya yang indah sekali ketika kamimulai turun.Keaadan sekarang semua stabil, saya ingin sekalimenyelesaikan urusan pribadi saya yang masih tetapsaja, menggantungi hati saya. Diketinggian 8400m sayamelihat-lihat, kalau-kalau saya ketemu sama jenazahScot Fischer, padahal kemarin saya sudah mencobamencarinya dengan sia-sia. Sekarang saya melihat dia,saya tidak menemuinya kemarin, karena kemarin harisudah gelap, padahal dia tergeletak kira-kira hanya30m dari kami. Saya harap "Misi" saya untuk Jeanie(Istri Scot) terpenuhi. Bendera yang penuh tulisandari istri Scot dan teman-temannya, saya letakkandisana. Walaupun sebenarnya saya ingin membalutnyadengan bendera itu, tapi karena waktu yang mendesakdan juga tanggung jawab saya dengan ekspedisi yangsekarang, maka saya melakukan janji saya yangterpenting dan sangat menyedihkan ini, dengan dibantuoleh Vinogradski menguburkan Scot, yang hampir seluruhtubuhnya sudah tertutup salju. Kami menimbun Scotdengan salju dan batu-batu, dan diatasnya saya tandaidengan gagang linggis yang kami temui disekamir itu.Vinogradski dan saya sampai di Sadel Selatan tengahhari .Misirin, Iwan dan Asmujiono ada di balkon (batu besardatar) sedang menghirup tabung zat asamnya. Disini diSadel Selatan mereka bisa bernafas lega. MerakaBerhasil. Kami minum teh, dan menyiapkan diri untuktidur.Besok paginya, saya pergi meliwati Sadel menuju keujung tidak jauh dari tepi Kangshung, dimana tahunlalu Tragedi dimalam yang kejam saya meninggalkanYasuko Namba disana. Saya menemui dia, sebagiantertutup salju dan es. Ranselnya sudah tidak ada,isinya berserakan disana. Saya mengambil beberapabarangnya, yang nanti akan saya serahkan untukkeluarganya. Dan setelah itu saya kubur tubuhnya yangmungil dengan batu-batuan, dan saya tandai dengan dualinggis yang saya temui disana. Disamping kesedihanyang dalam atas kehilangan teman yang menimpa dirisaya, hanya itulah yang bisa sedikit saya kerjakantanda hormat saya kepada keluarga Yasuko dan Scot.Secara kebetulan terpikir di benak saya, diwaktu Iwan,Misirin dan Asmujiono yang siap bersedia melihat mautdidepan mata mereka. Juga terpikir oleh saya, familiyang kehilangan seseorang disini, bagaimana sakit dansedihnya mereka.Tapi saya tahu, keberhasilan mencapaipuncak ini, akan terus seperti umpan orang yang tidakada pengalaman untuk mendaki gunung ini.Misirin, Iwan, Asmujiono, Apa, Dawa, Bashkirov,Vinogradski dan saya turun gunung dan bergembiradengan keberhasilan kami. Banyak hal yang kecil ataskeberhasilan kami, terutama nasib baik ada di pihakkami. Expedisi Indonesia telah selesai, tanpameninggalkan kesedihan di hati saya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar