Selasa, 07 Februari 2012

kala cemeti dari malang



Kalacemeti dari marga Charon di Gua Lo-Bang, ditemukan di dinding gua (Foto C. Rahmadi)
Ada banyak alasan untuk mengunjungi Malang tanggal 3-6 Oktober 2011 lalu, dari sisi hasrat menelusuri gua, saya belum pernah sama sekali menginjakan sepatu bootku di gua-gua di Malang.
Secara ilmiah, Malang masih menyisakan ruang kosong di tanah Jawa yang belum sempat dipenuhi.
Malang Selatan menjadi daerah baru secara ilmiah buatku, meskipun ada beberapa contoh hewan gua yang ada dalam koleksiku. Namun, masih banyak hal yang belum bisa saya jawab sebelum Malang saya susuri.
Sebaran kalacemeti
Dari apa yang saat ini saya peroleh, ada gambaran menarik dari sebaran kalacemeti di Pulau Jawa, dimana ada tiga marga yang dikenal dari pulau ini yaitu Stygophrynus, Charon dan Sarax yang berasal dari dua famili yaitu Charontidae dan Charinidae.
Dari barat Jawa di Ujung Kulon tersebar marga Stygophrynus hingga ke timur laut di Tuban, sementara marga Charon dari dalam gua hanya ditemukan di Gunungsewu ke timur dan utara hingga Malang dan Tuban.
Sementara di bagian barat, gua-gua disana lebih banyak dihuni oleh Stygophrynus daripada Charon yang berukuran lebih besar dan dari satu famili.
Pertanyaan sebelumn saya melangkah ke Malang adalah adakah marga Stygophrynus di Malang Selatan hingga ke Banyuwangi sana? Karena, Stygoprhynus selama ini hanya ditemukan di Jonggrangan di Pegunungan Menoreh, Grobogan dan Tuban.
Sementara di Tuban, kedua marga ini, Charon dan Stygphrynus, saling berbagi tempat dan hidup dalam satu gua meskipun mereka menduduki ruang atau relung yang berbeda.
Di Malang, hanya ada dua marga yang diperoleh yaitu Sarax dan Charon. Marga Charon yang diperoleh kemungkinan besar adalah jenis baru yang saat ini hanya ditemukan di Gunungsewu hingga Tuban.
Sedangkan dari marga Sarax, berdasarkan ukuran tubuh dan panjang tungkai, jenis Sarax ini sangat berbeda dengan jenis yang sudah dikenal sebelumnya di Jawa yaitu Sarax javensis dan Sarax sarawakensis yang relatif mempunyai ukuran lebih kecil dan hidup di lantai gua dibawah batu atau kayu lapuk.
Sedangkan di Malang, secara terang-terangan jenis satu ini banyak ditemukan di dinding gua hingga di salah satu gua yaitu Gua Siem, dalam luasan sekitar 2 x 2 m ditemukan hampir 7-8 individu kalacemeti yang salah satunya terlihat sedang membawa anakan di punggung perutnya.
Sedangkan jenis Charon ditemukan di Gua Lo-Bang bersama dengan Sarax, dan jenis ini tidak ditemukan di Gua Lowo dan terlihat ada di atap gua yang tinggi dekat dengan mulut gua di Gua Siem sehingga tidak terkoleksi.
Di Gua Lo-Bang, beberapa sisa-sisa individu Charon ditemukan di lorong gua, sisa-sisa tersebut masih bisa digunakan untuk mengenal dari marga apa dan kemungkinan dari jenis apa berdasarkan karakter kunci yang ada pada kaki-kakinya.
Jenis baru?
Dilihat dari ukuran dan kenampakan marga Sarax yang ditemukan di Malang, kemungkinan jenis ini adalah jenis baru yang sampai saat ini hanya ditemukan di Malang. Kenampakan jenis yang serupa pernah ditemukan di Pulau Madura, namun saya yakin jenis ini sangat berbeda dan sangat mungkin sebagai jenis baru.
Di Jawa saat ini baru ada dua jenis marga Sarax yang dikenal dan keduanya ditemukan hidup di dalam gua dan di luar gua. Sedangkan jenis yang dari Malang, dari panjang tungkai dan sungut, tampaknya mereka telah cukup menyesuaikan diri hidup di dalam gua.
Semoga, perjalanan singkat ini bisa memberikan kontribusi baru bagi pengetahuan biologi gua di Jawa dan Indonesia pada umumnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar