Senin, 20 Februari 2012

Chris Bonington Sang Pemburu Puncak


Chris Bonington, lahir di Hamstead London, Inggris pada tanggal 6 Agustus 1934 pada awalnya adalah lulusan Royal Military Academy Sandhurst dan bekerja di Royal Tank Regiment pada tahun 1956. Dia ditugaskan di Jerman Utara selama tiga tahun dan kemudian menjadi instruktur Mountaineering di Army Outward Bound School selama dua tahun.


Disini ia sukses mendaki Aiguille du Dru via pilar Barat Daya dan tercatat sebagai orang Inggris pertama yang melewati rute tersebut pada 1958. Tiga tahun kemudian, ia bersama Don Whillans, Ian Clough dan Jan Dlugosz melakukan pendakian pertama Pilar Tengah Freney di sisi selatan Mont Blanc. Pada masa itu Pilar tersebut merupakan salah satu rute tersulit yang ada di pegunungan Alpen. Setahun kemudian Ia juga mendaki Eiger via sisi utara ( North Face ) dan tercatat sebagai pendakian pertama yang dilakukan oleh orang Inggris pada sisi itu.

Kecintaannya pada gunung telah membuatnya "membelot" dari ketentaraan pada 1961 dan bergabung dengan perusahaan Unilever pada Job Management Trainee untuk membiayai hidupnya. Tapi profesi ini hanya dijalaninya selama sembilan bulan sampai akhirnya ia menyadari bahwa ia tidak bisa mengkombinasikan karir konvensionalnya dengan kecintaannya terhadap gunung. Ia pun memilih untuk menjadi pendaki gunung profesional dan disuarakannya pada buku pertamanya berjudul “I Chose to Climb” ( 1966 ).

Dalam karir pendakian gunungnya, Bonington memang dikenal sebagai "pemburu" puncak atau rute - rute perawan yang sulit. Ini dapat dilihat dari daftar panjang pencapaiannya di berbagai belahan bumi. Ia tercatat sebagai orang pertama yang mendaki :

Tower Tengah Paine, Patagonia ( bersama Don Whillans, 1961 ),
Old Man of Hoy ( dengan Patey and Bailey, 1966 ),
Brammah ( 6411 m )
Kashmir ( dengan Estcourt, 1973 ),
Changabang ( 6864 )
Garhwal Himalaya ( dengan Don Whillans, Doug Scott and Dougal Haston, 1974 ),
Ogre ( 7284 m ) pada 1975 ( dengan Doug Scott ),
Mount Kongur ( 7700 m ) pada 1980 ( dengan Peter Boardman, Rouse and Tasker ),
Puncak Barat Shivling ( 6501m )
Gangotri pada 1983 ( dengan Jim Fotheringham ),
Puncak Barat Menlungtse ( 7023 m ) pada 1988,
Rangrik Rang ( 6553 m ) di Kinnaur Himalaya, bagian Utara India,
Drangnag-Ri ( 6801 m )
Rolwaling Himal dan Turquoise Flower ( 6650m ) pada 1994,
Danga II ( 6190m )
Nepal Timur ( dengan puteranya Daniel, saudaranya Gerald dan ponakannya, James, 2000 ),
3 puncak perawan pada Expedition to South Greenland tahun 2000,
Pimu Peak ( 5490m ) tahun 2004.

Untuk hal ini, ia mengajukan alasannya; "Ada semacam ketertarikan khusus pada puncak perawan; pengetahuan bahwa tidak ada orang yang pernah menginjakkan kaki disitu sebelumnya atau menikmati kenyataan pemandangan 360 derajat dari puncak. Terdapat juga maksud yang sederhana; mencapai puncak yang memiliki kekuatan di dalam dirinya."


Bonington juga tercatat sebagai salah satu organisator pendakian terbaik dalam sejarah pendakian gunung. Ia memimpin beberapa pendakian seperti :

Annapurna ( sisi selatan ) pada 1970,
Mount Everest ( sisi Barat Daya ) pada 1972 dan 1975,
K2 ( Sisi Barat ) 1978,
Mount Kongur 1980,
Mount Everest ( Punggungan Timur Laut ) 1982,
Menlungtse 1987 ( gabungan Norwegia - Inggris ),
Menlungtse 1988 ( gabungan Inggris - Amerika - Tibet ),
Climbing Leader, 'Greenland The Hard Way' Expedition tahun 1988,
Punggungan Barat Panch Chuli II ( 6904m ) pada 1992 ( Gabungan Leader dengan Harish Kapadia ),
Rangrik Rang ( 6553m ) pada 1994 ( Gabungan Leader dengan Harish Kapadia )
Sepu Kangri ( 6800 m ) juga pada 1994 ( Gabungan Inggris - Tibet ).

Pendakian yang dianggap paling impresif dari seorang Bonington adalah ketika ia mengorganisir upaya ke puncak Annapurna melalui sisi selatan pada 1972 dan sisi Barat daya Everest pada 1975. Keduanya sangat curam dan secara teknis memiliki tingkat kesulitan yang tinggi. Pada saat itu, belum ada dinding raksasa Himalaya yang pernah didaki orang.

Dan menuju dinding besar setinggi 12.000 kaki berarti melangkah ke ketidaktahuan dimana di dalamnya terdapat bentangan batu dan salju di atas ketinggian 24.000 kaki dpl. Namun dengan pemilihan anggota tim, pengaturan peralatan, penentuan strategi pendakian dan kerjasama tim yang baik, sisi selatan Annapurna akhirnya bisa diatasi.

Dougal Haston dan Don Whillans berhasil mencapai puncak Annapurna pada 27 Mei 1970. Sementara sisi Barat Daya Everest sukses dilewati pada 1975 setelah sempat mengalami kegagalan pada 1972 akibat cuaca buruk. Doug Scott dan Dougal Haston mencapai puncak pada 24 September dalam sebuah pendakian yang digambarkan sebagai "The Hard Way".

Meski berhasil mengorganisir beberapa pendakian, puncak tertinggi di dunia, secara pribadi Mount Everest baru bisa diraih Bonington pada 1985 ketika usianya sudah mencapai 50 tahun! Kesuksesan di sisi Barat Daya Everest sebagai pimpinan 10 tahun sebelumnya, bukan menjadi penghalang bagi dirinya untuk menjadi "hanya" sebagai kepala staff logistik dan penasehat teknik pada Norwegian Everest Ekspedition.

Bonington justru banyak belajar dari pendakiannya kali ini. Delapan belas pendaki berhasil mencapai puncak Everest dari tiga arah yang berbeda. Menurutnya, hal ini bisa terjadi bukan cuma karena perencanaan dan pengorganisasian yang sangat baik, melainkan juga banyak dipengaruhi oleh keinginan setiap anggota tim ekspedisi untuk saling membantu dan bekerjasama sebagai sebuah tim. source

Tidak ada komentar:

Posting Komentar