Susur Gua di Ambulabung |
Membicarakan tentang kota seribu gua tentunya ingatan kita akan melayang pada Kota Pacitan, sebuah kota pesisir yang terletak di ujung barat Provinsi Jawa Timur. Rasanya memang tak terlalu berlebihan jika Pacitan dijuluki sebagai Kota Seribu Gua. Hal ini dikarenakan di balik perut bumi Pacitan tersimpan gua-gua yang indah dan mempesona. Namun, di Sangkulirang, Kutai Timur, Anda juga dapat menemukan gua-gua yang tak kalah indahnya dengan gua-gua yang ada di Pacitan.
Kawasan Sangkulirang di Kutai Timur merupakan daerah karst yang menyimpan banyak gua alam yang indah dan menarik untuk dijelajahi. Salah satu dari gua yang ada di daerah tersebut adalah Gua Ambulabung. Gua Ambulabung masih sangat alami dan belum tersentuh oleh tangan-tangan manusia. Yang sering mengunjungi kawasan tersebut hanyalah para pencari sarang burung walet dan kawanan biawak. Legenda yang ada di masyarakat menyebutkan bahwa Gua Ambulabung adalah tempat di mana naga bertandang. Namun sejatinya, yang mereka anggap sebagai naga adalah biawak yang memang sering muncul dan berjemur di pintu masuk Gua Ambulabung.
Memeriksa Lorong Gua
Bagi para pecinta kegiatan di alam bebas, khususnya penikmat aktivitas susur gua, Ambulabung merupakan tempat yang layak untuk dijadikan obyek petualangan selanjutnya. Selain dapat memuaskan hasrat untuk berpetualang di alam bebas dan mengeksplorasi gua yang masih perawan, Gua Ambulabung juga layak dijadikan sebagai obyek penelitian.
Untuk menyusuri Gua Ambulabung, Anda harus melatih skill dan mempersiapkan fisik secara prima. Latihan teratur dan terarah mutlak diperlukan. Selain itu, Anda harus memperhatikan kesiapan alat dan perlengkapan. Lengkapi tim dan diri Anda dengan peralatan standar kemananan penelusuran gua, baik itu gua vertikal maupun horizontal, untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Bila memungkinkan, ada baiknya Anda membawa telepon satelit untuk memudahkan komunikasi. Hal ini mengingat belum adanya jaringan telepon seluler yang menjangkau kawasan ini.
B. Keistimewaan
Perjalanan dari Pengadan menuju pintu masuk Gua Ambulabung boleh dibilang merupakan petualangan tersendiri. Hal itu dikarenakan akses menuju lokasi yang sulit, sehingga Anda harus berganti-ganti kendaraan dan juga berjalan kaki dalam jarak yang cukup jauh. Jalan yang harus Anda tempuh pun tidaklah mudah. Jalan setapak, hutan lebat dengan vegetasi yang rendah, sungai, dan rawa-rawa yang airnya menyebabkan gatal-gatal jika Anda terjatuh di dalamnya merupakan hal pertama yang harus Anda taklukkan untuk dapat sampai di mulut Gua Ambulabung.
Beristirahat di Tepi Sungai Baay
Untuk dapat masuk ke Gua Ambulabung, Anda harus melewati aliran Sungai Baay yang mengaliri mulut gua. Setelah melewati sungai maka Anda akan menemukan sebuah ruangan besar dengan luas lebih dari 1.000m2, lorong vertikal ini merupakan entrance (jalan masuk) lain menuju Gua Ambulabung. Menelusuri lorong-lorong Gua Ambulabung merupakan pekerjaan yang sangat berat dan memakan waktu lama. Sebab, selain harus memanjat, Anda juga harus melakukan pengeboran untuk memasang alat pengaman. Oleh karena itu, Anda disarankan untuk memulai penyusuran gua pada siang hari.
Jika peralatan Anda minim, Anda jangan sekali-kali memasuki lorong gua yang dialiri sungai deras. Sebab, jika Anda nekat memasukinya dapat berakibat fatal. Salah satu lorong yang aman untuk ditelusuri adalah sebuah lorong vertikal sedalam 40 m. Lorong berdiameter 50 m ini mirip dengan Luweng Musuk di Pacitan. Meskipun sepertinya terlihat mudah, lorong ini ternyata cukup menantang dan dapat menaikkan adrenalin.
Menikmati Keindahan Gua Ambulabung
Salah satu keistimewaan Gua Ambulabung adalah adanya lorong-lorong yang jika ditelusuri akan saling berhubungan dengan gua-gua lainnya. Hal tersebut menandakan bahwa Gua Ambulabung bukanlah gua tunggal melainkan sebuah gua yang memiliki beberapa entrance. Oleh karena itu, Gua Ambulabung menjadi gua yang direkomendasikan untuk ditaklukkan dan dieksplorasi lebih jauh oleh para caver maupun para peneliti.
C. Lokasi
Gua Ambulabung terletak di kawasan hutan Ambulabung, Desa Pengadan, Kecamatan Sangkulirang, Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur, Indonesia.
D. Akses
Akses menuju tempat ini tergolong sulit. Untuk dapat mencapai Desa Pengadan, Anda memerlukan waktu dan biaya yang tidak sedikit. Selain itu, Anda juga harus memiliki ketahanan fisik yang prima. Dari Samarinda terdapat dua pilihan perjalanan, yakni melalui jalur darat atau jalur air. Untuk jalur air, waktu yang diperlukan adalah dua hari. Sepanjang perjalanan Anda akan melihat berbagai hal yang menarik seperti kapal pengangkut kayu dan hasil tambang, maupun hewan yang hidup di sungai seperti buaya.
Jika Anda memilih jalur darat, Anda hanya memerlukan waktu 7 jam. Perjalanan ini cenderung lebih disukai meskipun biayanya juga lebih mahal. Dari Samarinda Anda dapat menyewa mobil ke Pengadan. Rute yang ditempuh akan melewati kota tambang Sangatta yang juga merupakan ibukota Kabupaten Kutai Timur. Sesampainya di Pengadan, Anda masih harus melanjutkan perjalanan dengan menggunakan truk sewaan sejauh 31 km. Perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki selama 9 jam melintasi hutan dataran rendah yang lebat serta rawa-rawa. Selanjutnya Anda akan sampai di mulut Gua Ambulabung.
Sebenarnya, Anda bisa menyewa ketingting (perahu motor kecil) untuk mempersingkat waktu perjalanan dari Pengadan ke Ambulabung. Namun, selain biayanya mahal, perjalanan ini juga tidak menjamin Anda sampai di mulut gua dengan lancar. Hal ini dikarenakan perjalanan ketingting sangat tergantung dengan debit aliran Sungai Baay. Ketika Sungai Baay surut, Anda harus melanjutkan dengan berjalan kaki hingga sampai mulut gua.
E. Harga Tiket
Kawasan karst Sangkulirang belum dijadikan obyek wisata resmi oleh pemerintah maupun swasta. Oleh karena itu, Anda tidak perlu membayar tiket masuk ketika ingin melakukan caving di Gua Ambulabung. Yang harus Anda pikirkan adalah biaya perjalanan serta perlengkapan untuk melakukan susur goa di kawasan ini.
F. Akomodasi dan Fasilitas lainnya
Gua Ambulabung terletak di kawasan Hutan Ambulabung yang lebat. Daerah ini termasuk terisolasi dan jarang dikunjungi oleh masyarakat umum selain para pencari sarang walet. Oleh karena itu, di wilayah ini tidak tersedia fasilitas apapun. Di sekitar mulut gua terdapat sebuah dataran teduh dan nyaman dengan tebing tinggi yang berguna sebagai pelindung dari guyuran hujan. Dataran inilah yang biasa digunakan oleh para petualang sebagai base camp.
Untuk menyusuri Gua Ambulabung, Anda sebaiknya bersama orang yang sudah mengetahui tentang seluk beluk kawasan ini. Anda dapat minta tolong kepada penduduk lokal untuk menjadi pemandu Anda. Masalah tarif dapat Anda bicarakan belakangan. Selain itu guide juga bisa berfungsi sebagai porter dan komunikator bila Anda bertemu dengan kawanan pencari sarang burung walet. Satu hal yang jangan Anda lupakan saat ingin menyusuri Gua Ambulabung adalah membawa pil kina atau obat malaria lainnya karena kawasan Sangkulirang merupakan daerah endemik malaria.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar