Selasa, 24 Januari 2012

Menyusuri Perut Bumi Solok Selatan

Goa Sungai Mintan
Hening, gelap, dan sedikit mencekam, itulah perpaduan rasa saat berada di dalam gua. Namun ketika bertemu pesona lain di perut bumi ini berupa aneka stalaktit dan stalagmit, pudar sudah semua itu. Justru yang tinggal rasa penasaran untuk terus menyusuri gua, lebih dalam dan leeebiiiiih daaaalaaaam lagi.
Gambaran rasa di atas juga Travel Club (TC) alami saat berada di dalam Gua Sungai Mintan, Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat. Gua atau lubang alami di sekitar Ngalau Bukit Sungai Mintan ini menjadi salah satu obyek kunjungan dalam kegiatan Fam Tour yang diadakan Kantor Pariwisata Seni dan Budaya Kabupaten Solok Selatan (Solsel), beberapa waktu lalu.

Jelang sore, ketika menunggu sajian budaya Batombe di Rumah Gadang 21 Ruang, salah seorang pemuda Jorong Sungai Mintan bernama Thamrin mengajak TC memasuki Gua Bukit Sungai Mintan. Beberapa penduduk dan anak-anak mengikuti kami. Rupanya pemahaman mereka mengenai penyusuruan gua dan etika berada dalam gua, masih minim. Akhirnya TC menyarankan supaya mereka tidak gaduh dan menungu di mulut gua.

Gua Sungai Mintan bercabang dua. Menurut Thamrin yang juga anggota Kelompok Pencinta Alam (KPA) Andalas Park, lorong gua ke arah kanan panjangnya sekitar 100 meter, sedangkan yang ke kiri lebih kurang 300 meter. “Kalau gua sebelah kiri ujungnya turun ke sungai, kalau yang kanan ke perkebunan,” jelasnya.
Penyusuran pertama kami pilih gua sebelah kanan. Sekitar 15 menit, kami tiba di ujung goa dan kemudian kembali ke mulut gua. Selanjutnya kami menyusuri gua sebelah kiri.

Kedua gua ini dialiri sungai bawah tanah. Di alamnya terdapat beberapa hewan, antara lain kelelawar, dan jangkrik gua. Bahkan kata Thamrin, dia pernah melihat ular dan beberapa ikan.

Khusus di gua sebelah kanan, terdapat beberapa stalaktit atau bantuan yang mengantung di langit-langit dan juga stalakmit atau bantuan yang mencuat dari lantai gua. Bentuknya beragam, ada yang besar seperti kubah ada yang memanjang dan menggantung. Aliran sungai gua ini cukup deras terlebih kalau hujan. Beberapa bagian memiliki kedalaman sekitar 1 Meter. Medannya cukup variatif, antara lain berupa terowongan besar dan beberap bagian berbentuk terowongan sempit.
Setibanya di genangan air seperti telaga, kami memutuskan untuk berhenti menyusuri gua ini. Kondisi genangan semakin dalam, sementara kami tidak membawa perlengkapan bernenang apalagi menyelam.
Gua Bukit Sungai Mintan berada di Jorong Sungai Mintan Kecamatan Sangir Batanghari, sekitar 8 Km dari Abai Sangir. Gua ini berada tak jauh dari jalan aspal, sekitar 15 menit melewati rumah penduduk dan perkebunan serta semak belukar. Letaknya di sekitar Ngalau Bukit Sungai Mintan yang dikelilingi oleh hutan dan belukar.

Masih ada gua lain yang bersemayam di Solsel. Kondisinya masih asri, jarang orang yang menyusurinya. Kecuali penduduk sekitar, itu pun terbatas pada goa yang memiliki sarang Burung Walet. Selain cukup jauh, sarana transportasinya kurang memadai sehingga untuk mencapai gua yang sebagian besar berada di sekitar ngalau, agak sulit dijangkau. Justru kondisi keasriannya itulah membuat beberapa gua di Solok Selatan tergolong terjaga keperawanannya.

Sebagian besar gua di Solsel berada di Kecamatan Sangir Jujuan. Goa Indah misalnya berada di Jorong Sungai Kunyit, Nagari Sungai Kunyit sekitar 9 Km dari ibukota kecamatan. Untuk mencapainya, kita harus menyusuri jalan setapak sekitar 200 meter, melintasi perkebunan karet yang menjadi komoditi andalan masyarakat setempat. Di dalam gua ini dapat ditemui sarang Burung Walet yang dimanfaatkan oleh masyarakat setempat untuk menambah penghasilan.

Masih di Kecamatan Sangir Jujuan, tepatnya di Lubuk Malako terdapat Gua Lubuk Malako. Lokasinya berjarak sekitar 4 Km dari ibukota kecamatan. Untuk mencapai mulut gua, kita haru mnyusuri jalan setakap sekitar 4 Km. Gua ini berada di kawasan perkebunan rakyat yang ditanami karet dan kopi.
Sedangkan di Kecamatan Sangir juga ada Gua Tambang, letaknya di Nagari Lubuk Gadang, sekitar 7 Km dari ibukota kecamatan. Untuk menuju kesana kita bisa menggunakan kendaraan roda empat dan dua lalu berjalan kaki menyusuri jalan setapak selama 2 jam. Goa ini berada di Ngalua Tambang, dulu di sekitar gua merupakan tempat penambangan timah. Kini did alam gua ini terdapat sarang Burung Walet yang dikelola warga lokal.

Gua Rakyat Batu Tualang berada di Jorong Bukit Kanding, Nagari Pakan Rabaa, Kecamatan Koto Parik Gadang Diateh, sekitar 10 Km dari ibukota kecamatan. Untuk mencapainya kita harus berjalan kaki menyusuri jalan setapak sekitar 1 jam. Panjang gua ini sekitar 200 Meter, di dalamnya terdapat sarang Burung Walet yang dikelola warga sekitar. Sedangkan di Nagari Koto Baru, Kecamatan Sungai Pagu juga terdapat Gua Bujang Juaro. Gua ini dapat dicapai dengan kendaraan roda empat maupun dua, berjarak sekitar 19 Km dari ibukota kabupaten. Selanjutnya berjalan kaki menapaki setapak sekitar 2 jam. Di dalam gua ini juga terdapat sarang Burung Walet.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar